Fenomena Piramida Raksasa di Indonesia. Sejak Pertengahan Februari 2011 yang lalu, VIVAnews di Jakarta sangat gencar menyosialisasikan sebuah teori yang diinisiasi oleh Yayasan Turangga Seta tentang adanya ratusan bangunan budaya piramida di Indonesia. Pendiri dan Ketua Yayasan tersebut adalah Pak Agung Bimo Sutedjo , seorang sarjana pertambangan yang masih sangat muda. Dia yakin bahwa piramida-piramida tersebut tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua dengan jumlah yang lebih banyak dan lebih megah dari piramida-piramida peradaban Mesir dan Maya ( silahkan baca di Google : Piramida G. Lalakon ). Pak Agung dan rekan-rekannya di Yayasan Turangga rupanya terobsesi oleh teori Prof. Arysio Santos bahwa Indonesia adalah pusat peradaban Atlantis yang hilang.
Keyakinan dan semangat Pak Agung dan rekan-rekannya yang begitu mengesankan akhirnya menuntun mereka ke G. Lalakon di kawasan Soreang, Bandung, dan ke Bukit Sukahurip di kawasan Pengatikan,Garut. Mereka berhasil juga menggaet tiga pakar geologi terkemuka
untuk mendampingi mereka meninjau ke lapangan dan melakukan penelitian
geolistrik. Dari hasil geolistrik ( walaupun satu lintasan saja ),
mereka sudah berani bertaruh bahwa di bawah permukaan G. Lalakon
tersembunyi sebuah bangunan budaya piramida.
Mang Okim kenal Pak Agung di Gedung Sate, ketika diundang oleh Pak Wagub Jabar
untuk ikut mendengarkan presentasinya ( 3 Maret 2011 ). Mang Okim
surprise juga ketika ada tayangan video selama beberapa menit yang
menampilkan seorang pakar geologi terkemuka sedang menjelaskan hasil
geolistrik . dengan beberapa anomaly yang memberikan petunjuk akan
adanya bangunan tertentu di bawah G. Lalakon ( silahkan simak di Google
). Atas permintaan Pak Wagub , mang Okim memberikan komentar bahwa
survey geolistrik bukan alat yang tepat untuk mengukur perbedaan
resistivity di lingkungan gunung api yang begitu massif. Selain dari
itu, bentukan alam yang menyerupai piramida merupakan fenomena geologi yang sangat umum dijumpai ( mang Okim menjelaskan sedikit tentang istilah “ cinder cone “ ).
Semangat yang patut diapresiasi
Semangat
Pak Agung dan team yang pantang menyerah patut kita apresiasi. Walaupun
telah dianjurkan untuk tidak melakukan penggalian kalau tidak
didampingi oleh instansi berwenang di Jawa Barat atau Jakarta, ,
penggalian dilakukannya juga tanggal 14 Maret 2011 selama 3 hari (
dengan izin Pak Kades ). Menurut cerita masyarakat di Kampung
Badaraksa, rombongan datang dengan 9 mobil ( Jakarta, Yogyakarta dan
Bogor ). Mereka naik ke puncak G. Lalakon diantar Pak Kades ( ada pakar
geologinya ) dan sebagian berk emah di lokasi penggalian ( baca
reportase VIVAnews di Google tanggal 18 Maret 2011) .
Kemaren, Sabtu 19 Maret 2011, mang Okim ( KRCB ) , Pak Lutfi Yondri ( Balai Arkeologi Bandung ), Pak Ryan ( Sespri Pak Wagub ), dan Pak Didik
( rekan Pak Ryan ), iseng-iseng meninjau ke G. Lalakon. Di Kampung
Badaraksa, berita penggalian telah menyebar luas, katanya bertujuan
untuk mencari piramida / harta karun . Team Pak
Agung yang kami harapkan bisa dijumpai ternyata telah meninggalkan
lokasi ( konon akan kembali dalam beberapa hari ) . Dengan diantar 2
anak kecil dan disusul kemudian oleh 2 pengawas dari Indonesia Power,
kami berempat merayap selama 1,5 jam menuju ke lokasi lubang penggalian
di puncak G. Lalakon ( sangat dekat dengan fasilitas Menara Listrik
Saguling ).
Akhir sebuah harapan
Rombongan
mang Okim berada di lokasi penggalian sekitar 1,5 jam ( sempat
kehujanan ). Setelah mengadakan pengamatan seperlunya, mang Okim dan
juga rekan-rekan yang lain langsung mengirimkan beberapa pesan sms ke
tujuan masing-masing. Di bawah ini mang Okim salinkan pesan-pesan sms
tersebut yang dengan tambahan penjelasan di beberapa gambar, insyaallah
rekan-rekan dapat menyimpulkan sendiri hasil peninjauan mang Okim dan
rombongan ( ternyata kegiatan penggalian G. Lalakon terekam juga oleh
Staf khusus istana yang kemudian memanggil Pak Agung dan
menginstruksikan untuk tidak menutup lubang penggalian karena akan
mendampingi kegiatan operasi penggalian selanjutnya ! ).
Semoga kisah ini dapat menambah wawasan rekan-rekan. Have a peaceful Sunday afternoon.
Salam cinta geologi dan geo-arkeologi,
Mang Okim.
PESAN-PESAN SMS ( 19 MARET 2011 )
Mang Okim : Bu Nita, kami baru dari penggalian G.Lalakon. Bukti geologi : 100% hipotesis kami benar ( no trace of human culture
). The most urgent thing, lokasinya harus segera diurug , membahayakan
Electric Towers Facility. Kalau tidak , bisa jadi masalah hukum. Tolong
sampaikan ke Pak Romy. Thanks, Wass, Miko
Bu Nita ( contact person Jakarta ) : Selamat sore pak Miko. Kabar terakhir saya dapatkan tadi malam dari Agung, bahwa kemarin pagi team TS dipanggil ke istana , ke kantor Stafsus . Penggalian akan diteruskan bersama dgn team Stafsus. Hanya itu yg saya tau sampai saat ini. Tapi pesan Bapak akan saya sampaikan ke Agung. Terima kasih
Mang Okim : Silahkan saja, resikonya sangat besar. Bukti2 geologi more than enough. Dari puncak G.Lalakon, saya diskusi dgn Dr.Danny
yg ikut penggalian, same opinion. Artikel buat media akan segera
disiapkan. Saya harap Pak Romy bisa realistis. Saya hanya mengingat nama
besar Bung Karno yg saya kagumi. Rgds, Miko ( Catatan : Pak Romy adalah cucu langsung Bung Karno yang hadir di Gedung Sate dan tadinya bermaksud mendukung biaya penggalian ).
Bu Nita : Pak, seperti yg sudah disampaikan juga kepada Pak Lutfi bahwa Pak Romy tidak menyetujui penggalian kemarin tanpa kerjasama dengan Wagub. Jadi TS sudah mengambil jalan sendiri. Kemarin yang bertemu dengan Stafsus istana
hanya team TS saja . Barusan SMS bapak sudah disampaikan ke Agung,
terimakasih sekali atas perhatian bapak untuk mengingatkan team TS .
Memang Ada perintah dr Stafsus untuk tdk menutup penggalian, tapi pendapat bapak akan disampaikan ke Stafsus . Secepatnya Agung akan memberi kabar ke saya. Terimakasih Pak .
Mang Okim : Alhamdulilah
kalau Pak Romy tidak terlibat. We’ll go ahead with our plan. Secara
hukum, Mas Agung sudah bisa ditindak. Kami tdk tahu apa yg akan segera
dilakukan oleh Indonesia Power Saguling setelah tahu ada penggalian yg
membahayakan instalasinya. Have a great week end, Miko
Bu Nita : Baik pak , terimakasih
atas perhatiannya. Tapi tolong salah satu pertimbangan, bahwa pak Lutfi
juga yg meminta agar lubang tidak ditutup dulu karena pak Lutfi dan pak
Miko akan jalan2 ke atas. saya sudah menyarankan kepada TS utk menutup lubang tersebut secepatnya setelah dilihat Pak Lutfi dan Pak Miko. Dan jika Stafsus ingin melakukan penggalian kembali, ijinnya diurus oleh Stafsus saja. Semoga tidak perlu ada tindakan hukum ya Pak . Have a great weekend to you too pak! ( Catatan : Pak Lutfi hanya mengabarkan akan meninjau lokasi dan tidak meminta agar lubang penggalian ditutup )
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 1 : G. Lalakon yang seolah piramida simetris, padahal kalau dilihat
dari selatan, bentuknya tidak lagi simetris ( foto ada di file mang Okim )
Gambar 2 : Spheroidal weathering dari pelapukan batuan porfir andesit
yang banyak tersingkap di sepanjang jalan setapak ke arah puncak G. Lalakon
Gambar 3 : Bongkahan-bongkahan batuan porfir andesit
yang tersingkap menjelang puncak G. Lalakon.
Gambar 4 : Lokasi penggalian ( 5mx3mx6m ) di puncak G. Lalakon.
Kami didampingi oleh 2 pengawas dari Indonesia Power.
Gambar 5 : Bongkahan batuan andesit porfiri yang ditemukan di penggalian. Tampak jelas
batuan inti dari batuan porfir andesit yang mengalami kekar tiang ( columnar jointing )
Gambar 6 : Lokasi penggalian yang membahayakan fasilitas
menara listrik Saguling dari Indonesia Power ( kemungkinan diurug hari ini ).