Berita Suster ngesot di tendang satpam sangat hangat di perbincangkan akhir-akhir ini berikut beritanya yang saya ambil dari suarakarya-online.com
BANDUNG
(Suara Karya): Mega Tri Pratiwi (20) bernasib sial. Maksud hati ingin
membuat kejutan dengan menakut-nakuti Fitri Mahaly, temannya yang sedang
berulang tahun ke-18, Mega yang berdandan dan beraksi ala suster ngesot
justru babak belur kena tendangan satpam.
Sebagaimana diketahui, suster ngesot adalah salah satu judul film
nasional bertema horor yang beberapa waktu lalu sempat menjadi
perbincangan publik. Dalam film ini dikisahkan tentang hantu suster yang
selalu berjalan dengan cara ngesot.
Insiden itu terjadi Sabtu (10/12) dini hari lalu sekitar pukul 02.30
WIB di Apartemen Galeri Ciumbuleuit Bandung tempat Mega, Fitra dan
beberapa temannya menginap di lantai 17 apartemen itu. Mereka menginap
di sana sejak Jumat (9/12) untuk mengisi liburan.
Saat itu Fitri dan tiga teman lainnya sedang makan. Mega dan empat
teman lainnya menunggu di lantai 17. Saat Fitri dan tiga temannya usai
makan dan dimonitor sudah di lift menuju lantai 17, Mega sudah siap di
depan lift lantai itu dengan dandanan ala suster ngesot, yakni duduk di
lantai mengenakan pakaian putih dan rambut terurai menutupi muka.
Mega sendirian sementara tiga teman lainnya menunggu di tempat lain. Di
dalam lift sendiri selain Fitri dan tiga temannya, juga ada seorang
satpam bernama Suryana dan satu lagi pegawai lainnya. Ketika pintu lif
terbuka, Fitri dan ketiga temannya memang ketakutan, tapi tidak dengan
satpam itu. Satpam itu maju mendekati Mega dan melayangkan tendangan.
Namanya juga setan bohongan, Mega pun terkapar berteriak kesakitan.
Mega akhirnya harus dirawat di RS Santosa Hospital, Kota Bandung. Dia luka di pelipis kiri dan satu gigi bawahnya patah.
Orangtua Mega, Mahfud Djabir, pengusaha batubara di Kalimantan tidak
terima anaknya ditendang satpam. Dia lalu mengadukan satpam itu ke
polisi dengan aduan penganiayaan.
Pihak aparteman sendiri tidak gusar dengan pengaduan itu, karena yakin
polisi akan melakukan pengusutan apa yang jadi dasar Sunarya menendang
Mega.
"Kami yakin polisi juga akan mengecek balik data yang sebenarnya dan
alasan-alasan kenapa seperti itu. Kan polisi juga pinter," kata Director
PR and Communication Group Bird Manager (Apartemen Galeri Ciumbuleuit)
Ossie Himawan.
Ia mengatakan, setiap penguni apartemen seharusnya mengetahui aturan
dan tata tertib yang berlaku. "Bagaimana kalau yang melihat suster
ngesot itu orang tua yang sakit jantungan atau anak kecil," katanya. Ia
menyebutkan tindakan Suryana menendang Mega hanya tindakan reflek. (Dwi
Putro AA)